Serangga dan hewan kecil mempunyai teknik tertentu untuk bertahan hidup di lingkungannya . Sebagai contoh, bunglon mempertahankan diri dengan cara merubah warna kulitnya agar sesuai dengan lingkungannya. Begitu juga dengan Brachinus, salah satu serangga yang dikenal sebagai serangga pengebom, mempertahankan diri dari pemangsa dengan cara menyemprotkan bahan kimia yang memberi efek panas yang menyengat.
Serangga
Brachinus mempunyai sepasang kelenjar di bagian perutnya. Kelenjar tersebut mengandung enzim yang dapat memproduksi senyawa kimia. Kelenjar yang satu menghasilkan larutan hidroquinon (C
6H
4(OH)
2) dan yang lain menghasilkan hidrogen peroksida (H
2O
2). Ketika merasa terancam, serangga ini akan menyemprotkan campuran dari kedua senyawa tersebut. Sebelum kedua zat tersebut disemprotkan secara otomatis dari kedua senyawa tersebut sehingga terjadi reaksi yang menghasilkan kalor (panas).
Kalor yang dihasilkan dari reaksi tersebut dapat mendidihkan campuran dan dapat menyebabkan tubuh pemangsa lepuh sehingga serangga
Brachinus dapat mempertahankan dirinya. Sekali melakukan, serangga ini dapat menyemprotkan hidroquinon dan hidrogen peroksida secara bergantian sampai 20-30 kali secara cepat.
Sekian postingan tentang Brachinus, semoga dapat menambah pengetahuan Anda. Terima kasih telah berkunjung :)